BATU-BATUPUN TERNYATA HIDUP
(Refleksi Perkuliahan Kelima Filsafat Ilmu Oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A)
Seperti biasanya Prof. Dr.
Marsigit, M.A. pada setiap hari jum’at selalu mengajak diskusi olah fikir
kepada kami para mahasiswa kelas P2TK Program Studi Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Setelah pertemuan minggu
kemarin tidak diawali dengan soal jawab singkat, nah pada hari itu kami mulai
lagi dengan soal jawab singkat.
Setelah proses soal jawab
singkat diperiksa dan dinilai, kami tiap mahasiswa harus mengajukan minimal
satu pertanyaan. Ada satu pertanyaan yang saya ajukan di sore itu, yaitu “Ciri makhluk hidup adalah mampu
menembus ruang dan waktu, padahal batu candi Borobudur itu ternyata mampu
menembus ruang dan waktu. Nah, pertanyaannya adalah apakah batu candi Borobudur
menurut filsafat bisa dikatakan hidup?”
Ternyata jawaban dari Prof.
Dr. Marsigit, M.A adalah dalam filsafat yang dikatakan hidup itu meliputi yang
ada dan yang mungkin ada. Hidup adalah mampu menembus ruang dan waktu, dalam
hal ini tergantung kita mengartikan hidup. Jika hidup itu adalah perubahan maka
batu bisa dikatakan hidup karena batu besar di kali itu bisa terkikis lama-lama
hancur oleh aliran air, maka batu tersebut berubah dari besar menjadi tidak
besar seperti tadi atau dalam kata lain batu tersebut telah berubah sehingga
dalam artian hidup itu perubahan maka dalam filsafat dapat dikatakan batu
tersebut hidup. Ternyata bukan hanya hidup saja, batu bisa berdoa, bisa jatuh
cinta, bisa berhukum dan bisa hanya sebagai material. Maka dari itu dalam
berfilsafat tergantung bagaimana kita mengartikannya.
Oleh karena itu, dalam
berfilsafat sangatlah luas karena meliputi yang ada dan yang mungkin ada
setidaknya aku pernah mendengarnya. Maka janganlah sekali-kali mereduksi
keyakinan kita (spiritual) jika kita sedang berfilsafat. Hentikanlah berfilsafat
jika pikiran kita telah tidak sampai hingga mencoba mematikan spiritual. Karena
sebetul-betulnya filsafat adalah fikiran dan sebetul-betulnya filsafat adalah
pengetahuan.
Refferensi
:
Diskusi
Kuliah Prof. Dr.Marsigit, M.A Jumat, 17 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar