Kamis, 09 Oktober 2014

Keterbatasan Ruang dan Waktu



TOLERANSI TERJALIN DENGAN KETERBATASAN
RUANG DAN WAKTU

(Refleksi Perkuliahan Keempat Filsafat Ilmu Oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A)

Untuk menjalin sebuah chemistry filsafat antara Prof. Dr. Marsigit, M.A. dengan mahasiswanya selalu setiap awal diskusi dimulai dengan pertanyaan jawab singkat. Diskusi dilaksanakan tanggal 3 Oktober 2014 tepatnya hari Jum’at di gedung lama pascasarjana UNY ruang 106A, pertanyaan masih berkutat pada struktur filsafat yang meliputi material, formatif, normatif dan spiritual.
Dalam kajian olah pikir yang kami laksanakan, ternyata sebuah batu dapat masuk dalam dimensi material, formatif, normatif dan spiritual. Sebuah batu dalam dimensi material meliputi batu pasir, batu kerikil. Tetapi jika batu kerikil tersebut dijadikan sebagai batas pekarangan maka batu tersebut berubah dimensi menjadi formatif. Lain halnya jika batu kerikil tersebut digunakan untuk mengukur biaya yang dikeluarkan jika naik gerobak tarik pada zaman yunani kuno maka batu tersebut berada dalam dimensi normatif, tetapi lain halnya jika batu tersebut dibuat tasbih untuk berdoa maka batu tersebut berada dalam dimensi spiritual. Maka dalam berfilsafat sangatlah luas obyeknya sebagai contoh tadi, yaitu batu saja dapat berada dalam ruang material, formatif, normatif, dan spiritual.
Maka manusia yang selalu bergerak aktif walaupun tanpa disadari dia selalu menembus ruang dan waktu. Dimana ruang dan waktu adalah yang ada dan yang mungkin ada. Sebagai manusia bisakah kita memikirkan yang ada dan yang mungkin ada? Ternyata secara ontologi (hakekat) kita bisa tetapi secara aksiologi (etik dan estetika) kita dibatasi ruang dan waktu. Jadi ruang dan waktu sekaligus memberi kesempatan sekaligus membatasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan keterbatasan mengetahui yang ada dan yang mungkin ada maka manusia bisa hidup dan mengerti hidup. Mengetahui ruang dan mengetahui waktu adalah tatacara atau adatnya, dengan mengetahui ruang dan waktu maka manusia dapat saling mengerti satu sama lain dan ini berakhibat timbulnya toleransi. Sehingga dalam bermasyarakat, bertindak, bertutur kata dan bergaul perlu mengetahui ruang dan waktu karena jika manusia tersebut keliru dalam menempatkan ruang dan waktu maka di masyarakat bisa dicap sebagai asosial. Oleh karena itu, dalam bermasyarakat kita harus mengetahui dulu ruang dan waktu di lingkungan tersebut sehingga nantinya toleransi bisa terjalin dan terjaga.


Refferensi :
Diskusi Kuliah Prof. Dr. Marsigit, M.A  Jumat, 3 Oktober 2014

1 komentar:

  1. Is 1xbet korean a sport? Betting On Baseball - Legalbet
    Betting งานออนไลน์ on baseball septcasino has many benefits as long as you are doing the research. It can be fun and fun at one of the top online sportsbooks. 1xbet

    BalasHapus